RFID Future or Ancient Tech
Mengenang pada saat pertama kali mengenal teknologi saat tinggal disebuah apartment saat kuliah di states tahun 95an. Seluruh fasilitas dilindungi menggunakan akses kartu. Bagi penghuni yang terdaftar akan mendapatkan sebuah kartu tersebut.
Saat itu kita baru menggenal teknologi barcode atau magnetik, teknologi ini menjadi sebuah teknologi yang mewah. Mengapa menjadi teknologi yang mewah? Karena barcode diimplementasikan di supermarket sebagai media bantu mempercepat proses transaksi dan magnetik strip diimplementasikan pada dunia perbankan namun, RFID baru diimplementasikan pada area-area tertentu saja.
Informasi mengenai teknologi ini sangat minim saat itu, karena hanya segelintir perusahaan yang mengembangkan teknologi ini. Pada tahun 2000an banyak perusahaan china memproduksi milfare RFID dan diadakan seminar tahunan tentang teknologi ini di Singapore untuk daerah asia.
Berbagai design dan perencanaan dilakukan untuk pengimplementasikan produk ini. Pada awalnya teknologi direncanakan dipakai sebagai penganti barcode. Namun biaya produksi untuk 1 buah label menembus dikisaran harga 15rb rupiah perlabel, menyebabkan ketidak mungkinan untuk di implementasikan.
Pada seminar tahun 2002, perkembangan teknologi ini semakin dewasa, biaya produksi untuk sebuah label turun jauh mencapai kisaran harga 2500 rupiah per label. Perencanaan implementasi teknologi ini pada area supermarket semakin gencar dilakukan. Saat itu ide akan melabel setiap produk dengan RFID, baik hanya 1 botol shampo akan memiliki identitas sendiri dengan tujuan tidak hanya mempermudah mutasi dari produk, namun akan mempermudah mengenali produk palsu dari hasil isi ulang botol asli atau memang produk dari distributor. Saat itu konsep yang dilakukan yaitu produsen akan memonitor pergerakan dari produk mereka dari channel chain mereka sampai dibeli oleh pemakai.
Perkembangan teknologi ini dari segi harga tidak bergeser jauh pada tahun 2004, yang berkembang adalah teknologi reader dimana, reader yang ada dapat membaca sekumpulan label RFID yang ditumpuk secara bersamaan, sehingga tidak harus melakukan pembacaan satu persatu pada produk yang ada.
Amazon saat itu sudah mulai memperkenalkan perencanaan teknologi RFID pada chain perusahaan mereka, dengan implementasi teknologi ini untuk memonitor pergerakan dari produk mereka baik secara stok lokasi maupun perpindahan produk. Teknologi ini pula direncanakan untuk membangun modern market dengan mengurangi akan kebutuhan tenaga kerja.
Beberapa airport juga mengimplementasikan teknologi ini untuk mensortir bagasi penumpang. Kalau tidak salah bandara Hongkong telah mengimplementasikan, dimana setiap bagasi ditempelkan dengan label RFID. Namun, terlihat teknologi ini tidak tidak bertahan lama.
Perbankan mulai mengembangkan teknologi pembayaran berbasis RFID ini, bisa dilihat hampir seluruh perbankan maupun epayment menyediakan fasilitas ini, sampai merambah pembayaran jalan bebas hambatan.
Teknologi telah diimplementasikan pada modern market dan salah satu perusahaan yang mengimplementasikan produk teknologi RFID ini adalah Alibaba. Harga perlabel sudah menembus harga dibawah 500 rp perlabel.
Bagaimana dengan Amazon yang mengebu-gebu dengan teknologi ini sejak awal? Ups ternyata mereka telah mengembangkan teknologi pengindaraan dan mengangkat kembali teknologi barcode sebagai salah satu teknologi pendukung.
So. RFID akan menjadi teknologi masa depan?
Mari berbagi cerita dengan teknologi.